Senin, 17 November 2014

Tika Intan Saputri
1EB25

Pada kesempatan kali ini  kita akan membahas kasus world.com. World.com bukanlah satu-satunya perusahaan  yang memiliki masalah keuangan pada saat itu, perusahaan yang lain diantaranya kasus Enron yang lalu kita bahas. Perusahaan telekomunikasi raksasa WorldCom berada dalam pengawasan ketat setelah kasus serius pengelabuan buku terungkap    Perusahaan world.com ini mengalami kerugian yang lumayan besar ,sekitar 150 milyar dollar pada tahun 2000 dan hanya menjadi 150 juta pada tahun 2002. Keadaan ini membuat pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal,World.com mampu menaikkan pendapatan atau laba. World.com mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,sedangkan akun asset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun berikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biayanya dalam beberapa tahun dimasa depan ,mungkin antara 10 tahun bahkan lebih.

 mencatat pengeluaran operasional sebagai investasi. Perusahaan ini merasa bahwa pulpen, pensil dan kertas merupakan investasi bagi masa depan perusahaan. Biaya pengeluaran untuk benda-benda ini selama beberapa tahun ke depan dicatat sebagai investasi.
Total pengeluaran operasional normal senilai US$ 3,8 miliar yang seharusnya dicatat sebagai pengeluaran untuk tahun keuangan berlangsung, diperlakukan sebagai investasi dan dihitung untuk bertahun-tahun. 
Trik akunting kecil-kecilan ini berhasil membesar-besarkan laba tahunan mereka. Pada 2001, WorldCom melaporkan laba sekitar US$ 1,3 miliar.
Faktanya, bisnis WorldCom makin lama makin tidak menguntungkan. Pihak yang paling menderita dari kejadian ini adalah puluhan ribu karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya. 
Pihak lain yang paling merasakan pahitnya dikhianati WorldCom adalah para investor yang harus melihat anjloknya harga saham WorldCom dari US$ 60 menjadi kurang dari 20 sen.

Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik profesi akuntansi. Sebaiknya profesi apapun yang dijalani harus memperhatikan etika yang ada, agar tidak ada pihak-pihak  yang dirugikan.
 Semoga kasus world.com ini , kita dapat mengambil pelajaran agar dimasa yang akan datang tidak terulang lagi.



http://finance.detik.com/read/2012/06/11/073614/1937612/6/6/8-kasus-penipuan-saham-terbesar-sepanjang-sejarah


0 komentar:

Posting Komentar